Makam Syekh Abdurrahman Siddiq, Perjalanan Wisata Religi

Kompleks makam Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad `Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari atau dikenal juga Wali Sapat, berada di Kampung Hidayah, Sapat, Kab. Indragiri Hilir, Prov. Riau ini selalu saja ramai peziarah.

Para peziarah ini pada umumnya adalah warga Muslim keturunan Banjar dan warga Muslim dari berbagai suku sekitaran Indragiri Hilir. Tetapi tak sedikit juga yang datang secara rombongan dan perorangan dari Kalimantan Selatan. Selain itu banyak juga peziarah Banjar yang datang dari negara Malaysia, Singapura dan Arab Saudi.

Rombongan Peziarah Makam Syekh Abdurrahman Siddiq – 31/12/2020

Perjalanan Menuju Komplek Pemakaman

Untuk menuju lokasi kompleks pemakaman tersebut dari Kota Tembilahan (Ibu kota Kab. Indragiri Hilir) bisa menggunakan spead boat dengan tarif sekitar Rp 60rb per/orang. Bisa juga menggunakan pompong apabila ingin mendapatkan harga tambang yang lebih murah.

Perjalanan ke Kompleks pemakaman apabila menggunakan speed boat memakan waktu sekitar 15 menit. Setelah sampainya di pelabuhan Kompleks pemakaman, kita harus menempuh perjalanan sekitar 2.3 km lagi untuk sampai ke makam Syekh Abdurrahman Siddiq.

Para peziarah bisa naik ojek atau berjalan kaki untuk menempuhnya. Tarif ojeknya pada tanggal 31 Desember 2020 adalah Rp 10.000 per orang.

Pada saat kita sudah sampai di kompleks pemakaman, peziarah harus masuk ke rumah tua terlebih dahulu. Setelah seorang ustadz dari rumah tua itu membacakan doa-doa, barulah peziarah pergi ke pemakaman atau ke masjid terdekat.

Pada sekitaran rumah tua tadi, banyak kedai kedai yang menjual peralatan ziarah dan pernak pernik seperti minyak wangi, gelang kokah, tasbih, buku-buku tentang agama Islam dan lainnya. Pedagang pedagang ini umumnya adalah penduduk setempat yang bersuku Banjar.

Baca juga:  2 Cara Transfer DANA ke ShopeePay, Pasti Bisa

Sejarah Singkat Syekh Abdurrahman Siddiq

Berdasarkan ketarangan dari penduduk sekitaran makam. Syekh Abdurrahman Siddiq dulunya membangun kompleks pengajian pada daerah ini. Santrinya itu tidak hanya dari pulau Sumatera saja, ada juga yang berasal dari tanah Banjar Kalimantan Selatan, sehingga banyak murid-murid Syekh Abdurrahman Siddiq ini yang sekarang berada di Kalimantan Selatan.

Syekh Abdurahmmad Siddiq lahirkan pada tahun 1857 Kampung Dalam Pagar Martapura Kalimantan Selatan. Nama lahirnya itu sebenarnya hanya Abdurrahman.

Nama “Siddiq” ia dapatkan dari seorang gurunya ketika ia belajar di Mekkah. Syekh Abdurrahman Siddiq ini merupakan cicit dari ulama ternama Banjar, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Saat masih berusia tiga bulan, ibu dari syekh Abdurrahman Siddiq sudah meninggal dunia. Hal ini membuatnya tak sempat mendapat asuahan dari sang ibu.

Setelah kepergian sang ibu, kakek dan neneknya lah yang merawatnya. Sang kakek Syekh Abdurrahman Siddiq juga merupakan seorang ulama yang bernama Mufti H Muhammad Arsyad.

Sekiar umur beliau satu tahun, sang kakek pun meninggal dunia. Maka syekh Abdurrahman Siddiq pun tumbuh besar hanya bersama neneknya yang bernama Ummu Salamah.

Sang nenek juga merupakan muslimah yang taat beribadah. Ia mendidik Syekh Abdurrahman Siddiq dengan membawa kecintaan pada Alquran. Ketika sudah beranjak dewasa, nenek dari Syekh Abdurrahman Siddiq mengirim syekh pada guru-guru agama yang berada di kampung halamannya. Syekh pun makin giat menuntut ilmu agama.

Syekh Abdurrahman Siddiq juga pernah melakukan perjalanan menuntut ilmu ke Padang, Sumatera Barat dan selesai pada tahun 1882. Namun ia masih haus akan ilmu pengetahuan. Maka pergilah Syekh Abdurrahman Siddiq ke Makkah pada tahun 1887.

Syekh Abdurrahman Siddiq banyak menghadiri majelis ilmu para ulama ternama Makkah. Ia pun giat bergabung di halaqah-halaqah ilmu di Masjid Nabawi – Madinah.

Baca juga:  4 Cara Mudah Menghilangkan Embun di Kamera HP

Kegiatan ini ia lakukan tujuh tahun lamanya. Bahkan Syekh Abdurrahman Siddiq juga sempat menjadi pengajar di Masjidil Haram selama kurang lebih dua tahun, sebelum kemudian ia kembali lagi ke tanah air. Ia kemudian diangkat oleh Sultan Mahmud Shah (Raja Muda) sebagai Mufti Kerajaan Indragiri 1919-1939 yang berkedudukan di Rengat – kab. Indragiri Hulu dan mengabdikan diri pada Kerajaan Indragiri.

More Reading

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cara Transfer Pulsa Telkomsel 2024 Dengan Mudah

Cara Mengatasi Body Shaming dalam Sosial Media Saat Ini

4 Cara Mendapatkan Uang dari TikTok, Tunggu Apa Lagi

4 Cara Mudah Menghilangkan Embun di Kamera HP