Sejak pertengahan Mei, pasar cryptocurrency telah mengalami koreksi yang sangat signifikan. Sejalan dengan pergerakan ekuitas global, pasar cryptocurrency juga melemah dengan munculnya keputusan The Fed menerapkan Hawkish Policy untuk mengendalikan inflasi.
Akibatnya, tiga indeks pasar saham utama Amerika yang menjadi tolok ukur global, S&P 500, DJIA, dan Nasdaq, masing-masing turun 16%, 11%, dan 24%. Kebijakan ini membuat tingkat penawaran dan permintaan di pasar rendah dan harga saham turun.
Akibatnya, investor cenderung memilih untuk memindahkan investasinya dari saham dan ekuitas ke instrumen tradisional karena dianggap lebih stabil dan tidak spekulatif. Telah terjadi penurunan permintaan untuk instrumen investasi dengan profil risiko yang lebih tinggi, seperti saham perusahaan teknologi dan aset cryptocurrency, yang mengakibatkan penurunan nilai pasar aset digital secara keseluruhan.
Akibatnya, pasar cryptocurrency, terutama Bitcoin, turun 13%. Bitcoin sebagai koin terbesar sedang menurun, sehingga semua altcoin bebas terjun. Apalagi diguncang kasus Luna yang membuat banyak investor kripto mengalami kerugian besar.
Selain faktor makroekonomi, Fahmi Almuttaqin, Research Analyst Zipmex Indonesia mengatakan pergerakan pasar kripto juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya. Devaluasi aset kripto juga dipengaruhi oleh beberapa insiden dari segelintir pemain industri kripto.
“Menyusul insiden pada stablecoin TerraUSD dan saudaranya Luna pada bulan Mei, investor aset kripto sekarang menghadapi krisis kepercayaan karena pembekuan fitur penarikan di Celsius Network, platform digital yang memungkinkan pengguna mengajukan pinjaman dengan aset kripto. sebagai jaminan,” kata Fahmi (13/6).
ZMT sendiri sebagai native token milik Zipmex tidak bisa lepas dari kondisi ini. Stabil di harga Rp40 ribu sejak Januari 2022, awal Mei turun terus.
Seperti yang terlihat pada grafik Coinmarketcap di atas, hingga artikel ini ditulis menyentuh harga Rp13 ribu. ZMT adalah token ERC-20 yang disimpan di BitGo yang dibuat dan dikelola oleh platform pertukaran kripto Zipmex.
Kepemilikan 10.000 BTC meningkat
Menariknya, terlepas dari pasar menengah yang bergejolak, jumlah dompet dengan kepemilikan lebih dari 10.000 Bitcoin telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Situasi ini mencerminkan posisi investor skala besar yang berada pada posisi terakumulasi karena data Coinbase Premium Index masih berada di angka negatif.
Coinbase Premium Index sendiri merupakan indeks yang sering dijadikan indikator seberapa besar permintaan Bitcoin. Indeks dalam angka negatif menunjukkan keengganan investor dari Amerika Serikat untuk membeli Bitcoin dengan harga premium.
Fahmi menambahkan, harga aset cryptocurrency umumnya berkorelasi dengan jumlah dompet yang menyimpan Bitcoin dalam jumlah yang signifikan. Jika melihat data historis, jumlah dompet dengan kategori ini mengalami penurunan terbesar pada puncak harga Bitcoin pada tahun 2021. Artinya, periode adalah masa dimana investor menyadari keuntungan atas aset Bitcoin yang mereka miliki.
“Peningkatan jumlah dompet yang memiliki lebih dari 10.000 Bitcoin dalam beberapa pekan terakhir memberikan sinyal positif, karena kondisi ini menunjukkan bahwa investor besar masih memiliki kepercayaan terhadap nilai Bitcoin.
Selain itu, proyek berbasis teknologi blockchain berkualitas tinggi seperti NFT, DeFi, atau Play to Earn yang baru dibangun pada tahun 2021 terpantau mulai menunjukkan kemajuan pada tahun 2022,” kata Fahmi.
Tambahkan tiga aset baru di ZipUp+
Di tengah kondisi pasar yang goyah, Zipmex berusaha optimis. Bahkan hari ini menambahkan tiga aset baru dalam produk andalannya ZipUp+. Ketiga aset tersebut adalah Solana (SOL), Cardano (ADA), dan Ripple (XRP). Penambahan aset baru di ZipUp+ dilakukan untuk memperluas alternatif investasi bagi pengguna, terutama di tengah koreksi saat ini di pasar cryptocurrency.
“Kami memahami bahwa ada banyak investor yang mungkin khawatir dengan situasi terkini di pasar cryptocurrency. Penambahan aset SOL, ADA, dan XRP ke ZipUp+ merupakan salah satu peran aktif kami dalam membantu pengguna memaksimalkan investasi mereka di pasar yang terkoreksi,” ujar Siska Lestari, Head of Growth Zipmex Indonesia (16/06).
Pemilihan SOL, ADA, dan XRP sebagai aset baru di ZipUp+ bukan tanpa alasan. Per Juni 2022, ketiga aset ini termasuk dalam 10 aset kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar secara global. Selain ketiga aset tersebut, ZipUp+ juga dapat digunakan untuk menyimpan aset populer lainnya seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Litecoin (LTC), Zipmex Tokens (ZMT), dan stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Koin (USDC).
Siska menambahkan, dengan ZipUp+, investor tetap bisa mendapatkan pertumbuhan nilai portofolio melalui bonus dari aset kripto yang mereka simpan, terlepas dari turbulensi yang terjadi di pasar.
Sebagai informasi, ZipUp+ merupakan produk unggulan dari Zipmex yang dapat digunakan pengguna untuk menyimpan aset kripto mereka secara fleksibel tanpa minimum nominal. Ini berarti bahwa pengguna dapat menyimpan dan menarik aset mereka kapan saja ketika mereka membutuhkan dan mendapatkan bonus hingga 10% dari aset kripto yang disimpan.
Produk ini memberikan alternatif pilihan bagi pengguna untuk meningkatkan portofolionya di tengah floating loss yang terjadi akibat penurunan harga.
Untuk memberikan kenyamanan tambahan bagi pengguna, Zipmex juga menerapkan skema perlindungan pajak pengguna sepanjang Juni 2022. Program ini memungkinkan pengguna untuk bertransaksi tanpa menimbulkan peningkatan biaya perdagangan.
“Kami berharap dengan adanya pembebasan pajak dan penambahan aset baru di ZipUp+ dapat membuat investor aset kripto tetap antusias dan optimis,” tambah Siska.